Danau Deduhuk Rantau Dedap
Danau Deduhuk Rantau Dedap (Foto : Alan Gumay/Kabardesa.com)

Kabardesa.com, Muara Enim – Daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Lahat dan Pagar Alam ini memiliki 2 lokasi destinasi wisata yang kini sedang naik daun dan menjadi perbincangan warga sekitar. Baik itu masyarakat dari Kabupaten Lahat maupun Muara Enim. Kedua destinasi wisata ini memberikan sensasi dan pemandangan berbeda.

Walau berjarak lumayan jauh dari pusat kota, kedua lokasi tetap menjadi daya tarik bagi siapa saja yang mengetahui ceritanya dari kerabat mereka. Lokasi ini terdiri atas sebuah danau alam dan sebidang kebun warga dengan tanaman buah strawberry. Berada di wilayah Kabupaten Muara Enim, hanya untuk saat ini warga yang datang lebih memilih jalur dari kota Lahat.

Untuk mencapainya, perjalananan dimulai dari pusat kota Lahat dengan kendaraan roda dua atau empat selama lebih kurang 2,5 jam. 1 jam perjalanan awal menuju Kota Agung atau sekitar 40 km dengan akses jalan aspal meliputi jalan negara dan propinsi.

Selanjutnya 1,5 jam untuk sampai ke lokasi tersebut ini harus ditempuh dengan jalan berbatu yang merupakan jalan menuju lokasi proyek pembangkit listrik Geothermal yang dilakukan oleh PT Supreme Energy Rantau Dedap (PT SERD).

Kondisi jalan berbatu ini tak akan membuat kendaraan mengalami selip, hanya sedikit berdebu bila kondisi cuaca panas. Selain itu jalan yang tak berada dekat dengan pemukiman warga tentu membuat pengunjung harus mempersiapkan diri dan kendaraan dengan baik.

Lokasi objek wisata ini tepatnya berada di Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU) yang bersebelahan dengan kabupaten yang populer dengan sebutan “Seganti Setungguan (Lahat). Untuk sementara ini, rata-rata warga yang datang adalah anak muda dan mereka yang ingin mendapatkan suasana alam yang sejuk.

Kebun Strawberry dengan suasana wisata pertanian

Inilah hal yang mungkin akan anda dapatkan bila datang mengunjungi kebun milik warga Dusun IV Rantau yang masuk ke dalam desa definitif Segamit Kabupaten Muara Enim. Di sini warga yang datang akan disuguhkan pemandangan lahan pertanian yang asri, dengan kegiatan memetik buah Strawberry matang yang dapat diambil langsung dari pohonnya.

Untuk dapat masuk ke kebun ini, sang pemilik kebun memungut bayaran sebesar Rp 15.000 untuk orang dewasa dan Rp 10.000 untuk anak-anak sekali masuk ke sana. Sedangkan untuk hasil petikan buah Strawberry matang warga harus membayar Rp 50.000 per kilonya bila ingin membawa buah hasil petikan di kebun tersebut.

Dari informasi yang didapat dari beberapa pengunjung, mereka tak keberatan dengan bayaran yang dilakukan oleh pemilik kebun, karena menurut mereka, jarang-jarang mereka bisa mendapatkan sensasi wisata seperti ini.

“Kita susah mendapatkan lokasi wisata seperti ini, apalagi kalau kita datang ke sini bisa mengajak anak-anak untuk mengenalkan mereka dengan dunia pertanian. Mereka sangat senang, sebab selain wisata, anak-anak bisa merasakan bermain di alam.

Cuman karena lokasi yang tergolong jauh, untuk datang ke sini harus direncanakan jauh-jauh hari. Ditambah dengan keterbatasan lahan yang ada, kita harus datang lebih awal bila ingin mendapatkan buah dengan matang sempurna dan segar,” ujar Dinda salah satu warga Lahat yang dimintai keterangan di lokasi, pada Minggu (7/11).

Kenapa harus lebih awal datang kata Dinda? Lokasi yang terbatas itu tentu akan menjadi aksi berebutan dengan yang lain. Hal ini juga yang dialami oleh kami saat tiba disana, harus menelan kekecewaan.

Buah Strawberry matang dan segar telah habis dipetik dan diborong oleh warga lainnya, yang tersisa hanyanya buah yang belum matang sempurna. Itu pun harus mengelilingi kebun agar mendapatkan beberap keranjang buah yang khas dengan rasa segarnya.

Kebun Stroberry Warga Rantau Dedap kecamatan Semende darat Ulu (SDU) Muara Enim (Foto : Alan Gumay/Kabardesa.com)

Panorama Danau Deduhuk yang mempesona

Selain kebun Strawberry, destinasi lainnya adalah pemandangan alama danau “Deduhuk”. Danau yang terbentuk karena proses alam juga tak kalah menariknya. Pemandangan alam khas perkebunan kopi dan suasa alam yang masih asli bisa memanjakan mata pengunjung.

Buka hanya sekedar melihat, warga yang memiliki hobi memancing, danau ini juga bisa dijadikan tempat untuk menyalurkannya kesenangan ini. Dengan aneka ikan air tawar baik itu ikan budidaya warga maupun ikan yang merupakan endemik di sana bisa mengagetkan kail pancing.

Menurut cerita warga, dulu saat belum ramai didatangi orang, banyak warga sekitar yang mendapatkan ikan dengan bobot yang lumayan. Ada yang mendapatkan hingga belasan kilo per ekornya.

Bagi yang tak hobi memancing, berkeliling danau dengan rakit yang disewakan warga bisa mengelilingi danau dengan santai sembari mengayuhnya. Untuk mendapatkan jasa ini warga cukup membayar Rp 5.000 untuk sekali pakai rakit bambu.

Tak hanya warga biasa yang datang ke sini, sejumlah pejabat daerah juga telah sering mengunjunginya, yang paling akhir adalah Kapolres Lahat AKBP Rantau Nurisra Eka, S.Ik dan rombongan Serelo Trail Comuniy (STC). Tak cukup datang sekali, mereka juga menjadwalkan akan menggelar camping bersama komunitas motor Lahat ini beberapa waktu yang akan datang.

Selain biaya yang terjangkau, kedua destinasi ini menjadi trending topic di sejumlah media sosial di daerah ini. Tak sedikit pengguna jejaring sosial memposting foto mereka saat berada di dua lokasi wisata ini.

Untuk saat ini, kedua lokasi memang belum dikelola dengan melibatkan pihak pemerintah, artinya bila berada di sana, kendaraan yang diparkir harus dititipkan dengan warga yang berada di sekitar untuk menjaga keamanannya. Karena lokasi belum memiliki pengelolah yang permanen.

Untuk anda yang tertarik, silakan jadikan referensi lokasi tujuan wisata keluarga, khususnya bagi yang domisili tempat tinggal berdekatan dengan lokasi tersebut. Bisa memasukan lokasi ini ke rencana wisatanya.

“Sayang belum dikelola dengan baik oleh pemerintah dan warga setempat, lokasi perlu penataan agar kian manis dan nyaman untuk didatangi, hanya sepertinya lokasi ini masih kurang penghijauannya.

Hal ini wajar saja, sebab lokasi ini terbuka karena ada kegiatan pembukaan jalan lokasi proyek pembangkit listrik geothermal tersebut. Secara berangsur  tentu harus ada perhatian lebih, karena hal itu bisa mendorong makin ramainya lokasi didatangin oleh pengunjung,” terang Ridwan warga Muara Enim ini.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here