Curug Maung / Foto : Alan Gumay

KabarDesa.com, Lahat –  Pengelolaan lokasi wisata di Kabupten Lahat memang masih perlu banyak berbenah. Salah satu objek wisata yang pernah menjadi viral di dunia maya masih butuh sentuhan pembenahan dari pihak terkait.

Curug (Cuhup dalam bahasa daerah,red) Maung yang berada di Desa Rindu Hati, Kecamatan Gumay Ulu, Kabupaten Lahat, tenyata masih kesulitan akses untuk mencapainya. Penunjuk arah yang ada sering kali tak terlihat dengan jelas oleh pengunjung yang belum pernah datang ke sana.

Papan penunjuh arah yang ada terkadang hanya ditulis di papan kayu sederhana atau ditulis dengan cat hitam menempel di bangunan atau pos ronda sekitar warga. KabarDesa.com juga sempat kebingunan dengan arah menuju ke sana. Beberapa kali harus turun dari kendaraan untuk menanyakan arah menuju objek wisata yang sangat populer ini.

Datang dari arah Kota Pagar Alam, simpang masuk ke sana rupanya tertulis besar di dinding pos ronda warga, agar terlihat jelas petunjung ini harus dilihat dari arah Lahat. Setelah sampai di dalam tak terlihat petunjuk berikutnya, kembali kontributor Kabar Desa harus bertanya dengan warga yang melintas di jalan desa tersebut.

Setelah mendapat informasi yang pasti barulah Kabar Desa meneruskan perjalanan menuju ke air terjun yang sangat heboh dunia maya ini. Untuk menuju ke objek wisata ini pengunjung harus dihadapkan dengan perjuangan yang cukup melelahkan.

Di ujung aspal jalan desa, masuk ke persimpangan mulai terlihat jalan beton yang telah mulai rusak sepanjang beberapa ratus meter, kemudian saat berada di Talang Danau be Ula’e, Kabardesa.com kembali dibingungkan dengan persimpangan.

Foto : Alan Gumay/KabarDesa.com
Foto : Alan Gumay/KabarDesa.com

Sebelah kiri adalah jalan akses warga ke lahan pertanian, sebelah kanan fungsinya sama dengan akses sebelah kiri. Sementara jalur di tengahnya adalah akses yang dipergunakan untuk mencapai lokasi Curug tersebut.

Baru beberapa menit kemudian, Kabar Desa sampai dipemberhentian terakhir kendaraan. Sebab untuk jalan berikutnya pengunjung harus tracking sepanjang 400 meter untuk sampai di sisi air terjun ini.

“Kami akui memang untuk tahap ini masih banyak hal yang harus kami benahi, petunjuk arah yang masih sederhana dan belum permanen. Jalan yang menjadi pekerjaan rumah kami saat ini, baik akses masuk mau pun jalan setapak turunan menuju pinggir air terjunnya.

Hal ini juga telah dikeluhkan oleh banyak warga dan pengunjung, baik yang datang dari luar atau daerah sekitar kita ini. Bahkan ada yang mengatakan objek wisata ini tak familiar untuk dikunjungi anak-anak, tetapi hal itu telah kami berikan solusi dengan menyediakan jasa ojek gendong bila akhir pekan atau hari libur,” tutur Nurdin salah satu warga di sana.

Foto : Alam Gumay/KabarDesa.com
Foto : Alam Gumay/KabarDesa.com

Masih kata Nurdin, jalan setapak untuk turunan ke bawah telah  dianggarkan dari Dana Desa di tahun depan (2017,red) untuk saat ini mereka minta maaf kondisinya memang seperti itu. Walau pun usaha dari pemerintah memang telah ada, seperti membangun jalan beton yang saat ini telah mulai rusak.

“Artinya kami masih butuh pembenahan dan usaha lain untuk memberikan rasa nyaman kepada pengunjung yang datang, hanya itulah sementara ini yang dapat kami berikan untuk warga yang datang. Cuma kalau pemandangan saya kira air terjun tempat kita ini memang luar biasa, bahkan ada warga yang tak percaya bahwa lokasinya ada di Lahat, malahan lokasi ini sudah sering dikunjungi oeh turis manca negara,” jelasnya.

Menurut Nurdin, yang pernah datang ke Curug Maung diantaranya dari Jepang, Australia dan Selandia Baru. Rata-rata mereka tertarik setelah mengetahuan keindahannya dari media sosial, dan mereka juga sering berpesan untuk lebih meningkatkan kualitas akses ke sana, agar lebih mudah dicapai oleh pengunjung.

Foto : Alan Gumay/KabarDesa.com
Foto : Alan Gumay/KabarDesa.com

Sementara itu, Aan salah satu warga Batu Raja yang juga menasaran dengan lokasi wisata ini mengungkapkan hal senada, dia bersama beberapa rekannya mengeluhakan akses menuju ke sana, tak ada petunjuk yang jelas.

“Kalau tak diperjelas, bukan saja kami yang bingung, pengujung atau warga lain juga akan merasakan situasi yang sama. Sangat disayangkan dengan pemandangan yang luar biasa ini, akhirnya warga tak mau kembali lagi kesini hanya karena akses jalan yang tak bersahabat.

Tanjakan yang hanya dibuat sederhana sangat menyulitkan kaki saat melaluinya, belum lagi kalau hari hujan, tentu saja akan sangat licin. Kemudian derajat kemiringan tanjakan itu hanya layak untuk orang yang biasa tracking, kalau untuk wisata keluarga sepertinya belum layak,” ungkapnya.

Aan menyarankan kalau memungkinkan hal itu bisa dibikin lebih landai, atau dibuat jalur yang tak terlalu menanjak, bisa dibuatkan jalur melingkar dengan mengikuti alur tebing yang dilaluinya.

“Kami berharap pembenahan itu dilakukan dengan waktu yang tak terlalu lama, jangan sampai ada anggapan bahwa untuk datang ke curug Maung itu butuh perjuangan dan hanya untuk orang tertentu saja.

Foto : Alan Gumay/KabarDesa.com
Foto : Alan Gumay/KabarDesa.com

Bila itu tak dilakukan pembenahan, jangankan untuk maju, didatangi orang saja kita akan susah, kita yang sehat saja masih butuh tenaga ekstra, apa lagi mereka yang berbadan besar atau gendut, tentu akan lebih kerepotan untuk datang kesini,” tambahnya.

Potensi wisata Lahat mestinya digarap dengan maksimal, tentu dengan usaha dan pembenahan secara berkelanjutan, agar wisata Lahat bisa memberikan nilai tambah bagi warga sekitar dan kabupaten Lahat pada umumnya. (Agum)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here