KabarDesa.com, Pangandaran – Kepala Desa Limusgede, Koswara Nugraha, berinisiatif mendatangkan Ketua BUMDes Masawah, Maman, sebagai pembimbing studi banding untuk memacu pengurus BUMDes Limusgede yang diketuai Ibu Siti Halimah (Ketua), Ibu Maya Eprianti, S.Pd.I (Sekretaris), dan M.Ali Imron (Bendahara).
Hal ini disambut baik Sekretaris Desa, Engkos Koswara dan pengurus BUMDes Limusgede demi percepatan dan terbentuknya penggerak BUMDes Limusgede dengan menargetkan usaha ekonomi di Desa Limusgede sebagai solusi masyarakat Desa Limusgede serta menjadi sumber penghasilan PADes (Penghasilan Asli Desa) Desa Limusgede.
Kemarin Jum’at (24/3) akhirnya diadakan studi banding antara BUMDes Limusgede yang dipandu oleh Ketua BUMDes Masawah, Maman, yang berlangsung di Kantor Desa Limusgede, Kabupaten Pangandaran. Dalam pembukaan awal, Maman memaparkan BUMDes lahir dari Undang-Undang Desa No.06 Tahun 2014.
Hal yang harus diutamakan yaitu membuat Anggaran Dasar (Rencana) ADART BUMDes itu sendiri yang tentunya dari pihak Pemerintahan Desa Limusgede, serta membuat SK Pengurus BumDesa, dan NPWP BumDesa. Mengacu pada Undang-Undang, pengurus BUMDes tidak diperbolehkan Perangkat Desa (harus orang luar pemerintahan).
Meskipun secara struktur Kepala Desa Limusgede akan dilibatkan sebagai Dewan Pengawas, tetapi Kepala Desa dan Pemerintah Desa tidak berhak untuk mengintervensi pengurus BUMDes dalam membentuk usaha.
Ketua BUMDes Limusgede, Siti Halimah menyatakan langkah awal BUMDes Limusgede ingin merealisasikan BUMDes Limusgede “TUNAS MEKAR” dengan jenis usaha berupa bahan pokok seperti kebutuhan rapat di desa, air mineral, makanan ringan, dan alat tulis kantor.
Mengingat kebutuhan ini sangat penting. Ke depannya BUMDes Limusgede juga akan mengelola penjualan gas elpiji, karena di Desa Limusgede kebutuhan gas rumah tangga belum dikoordinir secara maksimal.
Pemetaan ini sangat didukung oleh rekan pengurus BUMDes, Sekretaris Desa dan Kepala Desa Limusgede.
Sedangkan Maya selaku sekretaris mengusulkan BUMDes menggali potensi daerah dari jenis usaha dan produksi yang ada di Desa Limusgede. Contohnya di Desa Limusgede dikenal penghasil gula merah dan singkong, singkong ini kalau diberdayakan dibuat makanan atau sagu/tapioca tentunya menjadi sumber penghasilan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Sekarang ini harga singkong terhitung RP 700 – Rp 1.000 per kg. Dengan berbekal ide baru untuk pemberdayaan, tentu harga singkong dapat bersaing. Dampaknya ekonomi para petani singkong bisa meningkat.
Menurut Ali dengan tidak menghilangkan usaha yang telah berjalan, membuka loket pembayaran sangat memiliki potensi. Karena setiap bulannya masyarakat Desa Limusgede yang terdiri dari kurang lebih 1.200 KK selalu melakukan pembayaran listrik melalui kolektor. Dengan adanya BUMDes tentu akan menjadi PADes. Tinggal bagaimana menyinergikan kemitraan dengan KUD Kecamatan.
Penulis : M. Ali Imron
Editor : S Adi Firmansyah