Proses produksi kupiah Meukeutop mulai dari membentu kapas, semua dilakukan dengan cara konvesional (Gambar diambil di Gampong Garot Cut Kec. Indra Jaya Kab.Pidie)
Proses produksi kupiah Meukeutop mulai dari membentu kapas, semua dilakukan dengan cara konvesional (Gambar diambil di Gampong Garot Cut Kec. Indra Jaya Kab.Pidie)

KabarDesa.comSigli – Kamis (15/12/2016) kami menelusuri jalan – jalan gampong yang lumayan sempit dan sepanjang jalan berdiri kokoh Rumah Adat Aceh yang saling berhimpitan, lokasinya berada di Gampong Rawa Tungkop Kecamatan Indra Jaya, Kabupaten Pidie, Aceh.

Kami terus menelusuri jalan gampong hingga berhenti di Meunasah atau musholla gampong, yang mana Meunasah juga berfungsi sebagai balai gampong tempat pertemuan. Tujuan berkunjung ke Rawa Tungkop adalah dalam rangka kolaborasi untuk kemajuan gampong yaitu meninjau sebuah potensi kerajinan gampong yang sangat luar biasa itu.

Kupiah Tungkop atau sekarang ini dinamai dengan Kupiah Meukeutop adalah topi tradisional khas Aceh. Meukeutop digunakan sebagai salah satu perlengkapan pakaian adat kaum pria. Dipakai ketika upacara adat maupun peringatan seremonial tertentu. Pada masa Kerajaan Aceh Kupiah Meukeutop dipakai oleh Raja Aceh dan Ulama Kerajaan Aceh.

Bapak Sutardjo selaku Tenaga Ahli Utama Pengembangan Komunitas Kreatif pada Konsultan Nasional Pengembangan Program PD3MD Kementerian Desa dan PDT dan Bapak Riski Firmansyah selaku Tenaga Ahli Bidang Ekonomi Kreatif pada Konsultan Nasional Pengembangan Program PD3MD Kementerian Desa dan PDT dengan Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Kab.Pidie, Komunitas Gampong Membangun, Komunitas Pewarta Warga dan Pedamping Desa serta Tenaga Ahli PD3MD Kabupaten Pidie berkunjung Ke Gampong Rawa Tungkop dan Gampong yang merupakan Sentra kerajinan Kupiah Tungkop atau Kupiah Meukeutop di  Kabupaten Pidie, Aceh – Indonesia.

Penyerahan cendra mata "Kupiah Meukeutop" secara simbolis Oleh Ridwan, S.Sos (Budayawan Kab.Pidie) yang akrap disapa  dengan sebutan Po Gampong.
Penyerahan cendra mata “Kupiah Meukeutop” secara simbolis  Kepada Bapak Riski Firmansyah  yang diserahkan oleh Bapak Ridwan, S.Sos (Budayawan Kab.Pidie) yang akrap disapa  dengan sebutan Po Gampong.

Dalam sambutan Bapak Sutardjo mengungkapkan, “Kunjungan kami ke sini ingin mengetahui, atau memotret, apa yang dilakukan oleh masyarakat terutama di sini ada potensi kerajinan yang sangat berkembang di masyarakat. Jadi kami lebih banyak mendengar permasalahan yang dihadapi, baik dalam proses produksi maupun dalam proses pemasaran. Mungkin nanti bisa dibantu oleh gampong melalui dana gampong atau melalui teman-teman pedamping desa dan ditambah dari kawan-kawan dari Komunitas dan Rewalan Tenologi Informasi dan Komunikasi yang bisa bantu lewat jualan online.”

“Kerajinan Kupiah Tungkop atau Meukeutop baru ini mengeliat kembali dari rumah ke rumah, ibu ini ada modal jahit kupiah jual ke pasar Garot – Pidie. kendala orang ini setelah membuat kerajinan susah untuk memasarkan dan sekarang orang ini sudah punya kesatuan atau kelompok dan saat ini sudah ditampung oleh derkranas, maunya orang ini ada koperasi sendiri”, ungkap Keuchik Gampong Rawa Tungkop.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here