Doa bersama demi kedamaian dan keutuhan NKRI

KabarDesa.com, Pati – Panasnya suhu perpolitikan di Indonesia terkait pengesahan Perpu Ormas, membuat Banser se-Karisidenan Pati dari Satkorcab Pati, Kudus, Jepara, Rembang, Demak, Blora, dan Grobogan hadir dan melaksanakan apel dalam acara doa bersama untuk bangsa dan negara Indonesia.

Kegiatan ini bertujuan agar terwujud kesejahteraan, kedamaian, dan keutuhan NKRI. Banser yang hadir pada apel tersebut berjumlah hampir ribuan peserta yang mana kegiatan ini bertempat di Bumi Kasunan Prawoto yang berlokasi di depan Balai Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Pati , pada Sabtu 29 Juli 2017.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut KH. Muad Thohir, Raden Gigik Kusiaji alias Abah Santri dari Sukorejo Kendal, Ketua Rijalul Anshor Pusat Gus Faris dari Cirebon,  Ketua Korwil Anshor Jateng-DIY, Gus Mujibur Rohman, KH. Awani, KH. Mansyur, Kyai Zamroni,  Ketua PW Anshor Jateng H. Ihwanudin Sekretaris PW Anshor Jateng Gus Sholahudin Ali,  Pimpinan cabang Banser Se-Eks Karisidenan Pati beserta anggota serta warga Desa Prawoto dan sekitarnya.

Pimpinan apel, Ikhwanudin, menceritakan bahwa Desa Prawoto merupakan tempat bersejarah yang mana pernah dilaksanakan penggemblengan oleh laskar Hisbullah dan Sabilillah ketika sebelum revolusi perang di Surabaya untuk meletakkan dasar dalam memperjuangkan NKRI.

Banser Pati

Semangat yang menggelora ada dalam benak peserta apel ketika Yel-Yel Banser dikumandangkan pimpinan apel. “Siapa Kita’ Banser NU, Pancasila’ Jaya, NKRI’ Harga Mati, Aswaja’ Akidah Kita”. Tanpa ada NU tidak mungkin ada NKRI, Muktamar NU di Banjarmasin 1936 telah membicarakan dan membahas bagaimana negara Indonesia ini terwujud.

Pada tahun 1945 ketika Jepang meninggalkan tanah air, maka dari situ berbondong-bondong para Kyai di seluruh Indonesia membentuk laskar perang untuk memerdekaan  NKRI. Sejarah-sejarah inilah yang menjadi pijakan kita dalam bergerak dihari ini. Jadi tidak bisa dipungkiri lagi NU, Gerakan Pemuda Anshor, dan Banser merupakan pendiri NKRI. Jangan sampai negara kita yang susah payah didirikan dengan darah dan nyawa, pengorbanan waktu dan tenaga oleh para Kyai yang disertai dengan puasa, riyadoh dan sebagainya, kemudian diambil alih oleh orang lain atau kelompom lain yang samaka sekali tidak pernah berjuang terhadap berdirinya NKRI.

Hari ini negara Indonesia sedang diigoncang oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan dirinya sebagai pejuang Islam, yang menjadikan kelompok lain tidak berani melawan mereka karena dengan melawan mereka berarti melawan Islam.

Satu-satunya kelompok yang ada di Indonesia atas nama apapun (atas nama Islam, etnis) yang berani melawan itu hanya Anshor dan Banser yang berani. Kita tidak takut di cap kafir, toghut, karena kita diberi amanah dan wasiat oleh Kyai kita untuk menjaga NKRI. Dengan menjaga NKRI itu merupakan bagian dari ibadah kita, ibadah kepada Allah SWT, dan patuh pada Kyai.

Maka Kyai Wahab Hasbullah menciptakan Hubbul Wathon Minal Iman betapa kedekatan antara agama dengan negara. Tidak ada negara satupun di dunia ini yang dibangun atas legitimasi agama. Hanya NKRI yang dibangun atas legitimasi Agama, maka dari itu kita harus menjaga negara melalui Gerakan Pemuda Anshor dan Banser kerena perjuangan bagian dari Ibadah kita dn sebagai pengabdian kita kepada Allah SWT.

Harapan kita adalah mengikuti perkataan para Kyai, khususnya Hadratus Syekh Hasyim Asyari yang mana beliau berpesan “Barang siapa yang mengurusi NU ia akan saya anggap sebagai santri ku, dan barang siapa jadi santri ku saya doakan khusnul khotimah beserta keluarganya”.

Permasalahan Perpu Ormas, Perpu itu lahir dari inisiasi dari Pemuda Anshor & Banser. Perpu tersebut tidak ada yang berani mendorong selain dari Pemuda Anshor dan Banser, karena Perpu itu mampu memberantas kelompok-kelompok atas nama apapun yang dengan sengaja melawan Pancasila. Beberapa hari yang lalu di Jakarta mengadakan demo sekitar tiga ribu orang yang hadir dan mengutuk meminta menghapus Perpu tersebut. Kita belum bangkit, apabila dalam suatu titik terjadi kulminasi maka Anshor dan Banser akan siap bangkit mengawal Perpu itu.

Hari ini kita harus bedakan Anshor dan Banser sepuluh tahun dan tiga puluh tahun yang lalu dengan Anshor dan Banser sekarang. Hari ini kita mendapat wasiat perintah dari para Kyai kita, perintahnya jelas “jangan tinggal diam apabila melihat ada kelompok yang akan menggusur Pancasila”. Ketika ada kelompok yang menentang NU, Aswaja, kita semua tidak boleh diam, ini perintah Kyai. “Kita harus bangkit melawan siapapun  kelompok manapun, apabila ada kelompok yang menjelakkan NU, Asawaja, bahkan sampai merongrong Pancasila dan NKRI, kita harus bangkit melawan mereka,” ujar Ikhwanudin.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here