Salah satu hasil kerajinan kayu Kelurahan Pesurungan Lor Kecamatan Margadana Kota Tegal / Teguh Murjianto
Salah satu hasil kerajinan kayu Kelurahan Pesurungan Lor Kecamatan Margadana Kota Tegal / Teguh Murjianto

KABARDESA.COM, Bagi sebagian orang, kayu bekas peti telor mungkin tidak ada gunanya. Namun ditangan dua orang pemuda asal Kelurahan Pesurungan Lor Kecamatan Margadana Kota Tegal, justru kayu bekas peti telor bisa punya nilai jual.

Joko dan Agung, dua orang pemuda kreatif ini, menciptakan berbagai kerajinan unik yang dibuatnya dari limbah kayu seperti bekas peti telor. Hasil karyanya kemudian dipasarkan melalui media on line yang mereka miliki. Yah, atas usahanya memasarkan melalui internet itulah, pemesan barang-barang kerajinan yang mereka buat tidak hanya berasal dari dalam kota saja, namun sudah merambah kota-kota besar di Indonesia.

Saat ditemui dirumahnya, Joko menuturkan, ide awal pembuatan berbagai kerajinan dimulai saat dirinya melihat tetangganya yang pengrajin Telor asin sering membuang peti yang sudah tidak terpakai. Lama – kelamaan limbah kayu tersebut semakin menumpuk dan merusak pemandangan lingkungan.

“Saya juga ndak enak kalau harus mengur tetangga saya itu. Takut ia tersinggung dan akhirnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” terangnya.

Ia pun kemudian mendapatkan ide untuk memanfaatkan limbah kayu tersebut tanpa harus berselisih kepada tetangganya. Ia pun kemudian mengajak pemuda lainnya, Agung untuk membantunya. Agung pun menyambut baik ide Joko tersebut, mereka kemudian sepakat untuk membuat kerajinan dari kayu tersebut.

“Awalnya barang yang kami buat hanya untuk koleksi pribadi. Namun lama-lama tetangga banyak yang tahu kami membuat kerajinan ini. Jadi mereka pun mulai memesan kerajinan unik yang mereka inginkan,”sambungnya.

Joko menuturkan, para tetangganya memesan berbagai kerajinan unik seperti lampu meja, miniatur dinosaurus, miniatur kapal layar, miniatur restoran dan sebagainya. Joko kemudian mencoba peruntukannya melalui media internet untuk memasarkan produknya.

Alhasil, kini ia mulai kebanjiran pesanan dari berbagai daerah. Meski demikian, ia hanya membuatkan barang yang sudah dipesan saja. Itu pun harus dengan uang muka, sebab ia takut jika nantinya kerajinan yang ia buat tidak laku di jual. (tegar / Teguh Mujiarto)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here